TUGAS KULIAH
ANALISIS LEVERAGE
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah
Manajemen Keuangan
2
Disusun Oleh :
EDI
MIFTAHUDIN :
201711004
NATALIA NOBATI
NIA WAU : 201711013
YASINTA ANSELMA NIDI : 201711018
YOHANES AMA MAKING : 201711014
|
JURUSAN
MANAJEMEN
STIE
BENTARA PERSADA
TAHUN
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat,
dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesiakan tugas dalam matakuliah
Manajemen Keuangan
2 yang berjudul “ANALISIS LEVERAGE”.
Penyusun menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak akan
terwujud tanpa dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan segala
kerendahan hati penulis menghanturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Gustin Prawita
Putri, S,E yang telah memberikan tugas yang
bermanfaat ini kepada penyusun. Ucapan terima kasih disampaikan pula kepada
rekan sekelompok yang telah bekerjasama dengan cukup baik. Serta semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak sesuai dengan yang diharapkan.
Batam, 05 Februari 2019
` Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Konsep operating dan financial Leverage
adalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan pengendalian keuangan. Dalam
manajemen keuangan, Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (sources
of founds) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan
maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Jika semua biaya
bersifat variabel, maka akan memberikan kepastian bagi perusahaan dalam
menghasilkan laba. Tapi karena sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap,
maka untuk menghasilkan laba diperlikan tingkat penjualan minimum tertentu.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
melengkapi tugas Manajemen Keuangan 2 dan untuk memberi
wawasan kepada mahasiswa.
Adapula manfaat dari penulisan makalah ini ialah untuk
mengetahui tentang analisis Leverage dalam keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Analisis Leverage
Anaisis Leverage adalah analisis dimana untuk
mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang. Analisis ini
digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik
perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur
perusahaan atau untuk mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai
dengan utang-utang jangka panjang.
2.2. Leverage Operasi
Operasi
ini terjadi karena perusahaan dalam beroperasi menggunakan aktiva tetap,
sehingga harus menanggung biaya tetap. Leverage operasi mengukur perubahan
pendapatan atau penjualan terhadap keuntungan beroperasi. Dengan mengetahui
tingkat leverage operasi, maka manajemen bias menaksir perubahan laba operasi
sebagai akibat penjualan. Ukuran
leverage operasi adalah degree of operating leverage (DOL), yang artinya bila
DOL ditemukan 2, maka bila penjualan naik atau turun 10% keuntungan bisa di
prediksikan akan naik atau turun sebesar 2 kali kenaikan atau penurunan
penjualan, berarti 2x10% = 20%. Semakin tinggi DOL perusahaan semakin beresiko
karena harus menanggung biaya tetap semakin besar. Untuk menghitung besarnya degree of operating
leverage bisa menggunaka rumus:
Atau
DIMANA:
Q
= Kuantitas
P = Harga Perunit
V = Biaya Variabel Per Unit
BT = Biaya Tetap Total
S = Penjualan
BV
= Biaya Variabel Total
Contoh
12.1
Ada
dua alternatif mesin yang bisa dipilih oleh perusahan.kedua mesin tersebut
mempuyai kraktekrisk berbeda.mesin A mempunyai biaya tetap rendah ,tapi biaya
variable tinggi.mesin B mempunyai biaya tetap tinggi,tapi biaya variabelnya
rendah.
Berikut
data kedua mesin tersebut:
|
Mesin
A
|
Mesin
B
|
Harga per unit
|
Rp 5.000.-
|
Rp 5.000.-
|
Biaya Variabel
|
Rp 4.000.-
|
Rp 3000,-
|
Biaya Tetap
|
Rp 100 juta
|
Rp 500 juta
|
Volume
penjualan diperkirakan sebsesar 500.000 unit. Maka kita bisa hitung besarnya
DOL masing-masing jenis mesin.
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya Variabel
|
2.500.000,-
2.000.000,-
|
2.500.000,-
1.500.000,-
|
Kontribusi Marjin
Biaya Tetap
|
500.000,-
100.000,-
|
1.000.000,-
500.000,-
|
EBIT
|
400.000,-
|
500.000,-
|
Dari
perhitungan rugi laba di atas, bisa dihitung besarnya DOL masing –masing mesin
.
Dengan
DOL = 1,25 berarti apabila penjualan mengalami penurunan sebesar 40%, maka EBIT akan diturun 1,2 X 40% =50% dengan
demikian EBIT mesin A akan turun sebesar 50% X Rp 400.000,- = Rp 200.000.000.-
menjadi Rp 200.000.- (= Rp 400.000,- - Rp 200.000)
Mesin
B mempunyai DOL =2, lebih tinggi dibanding mesin A, sehingga bila ada penurunan
penjualan
40% maka EBIT B akan turun 2 X 40% = 80% yakni 80% X Rp 500.000.- = Rp
400.000,- menjadi RP 100.000.000,- (= Rp 500.000 – Rp 400.000,-)
Bukti:
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya Variabel
|
1.500.000,-
1.200.000,-
|
1.500.000,-
900.000,-
|
Kontribusi Marjin
Biaya tetap
|
200.000,-
100.000,-
|
600.000,-
500.000,-
|
EBIT
|
200.000,-
|
100.000,-
|
Sedangkan
apabila penjualan naik 40%, maka EBIT Mesin A akan meningkat 50 % menjadi Rp
600.000.000,- sedangkan mesin B akan meningkat 80% menjadi Rp 900.000.000,-
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya Variabel
|
3.500.000,-
2.800.000,-
|
3.500.000,-
2.100.000,-
|
Kontribusi Marjin
Biaya tetap
|
700.000,-
100.000,-
|
1.400.000,-
500.000,-
|
EBIT
|
600.000,-
|
900.000,-
|
Dengan
demikian apabila
DOL sudah diketahui maka bisa digunakan untuk membuat analis sensitivitas laba
terhadap penjuala yakni EBIT bisa di proyeksikan hanya dengan melihat perubahan
penjualan.
2.3. Leverage Finansial
Leverage
finansial terjadi akibat perusahaan menggunakan sumber dana dari hutang yang
menyebabkan perusahaan harus menanggung beban tetap. Atas penggunaan dana
hutang perusahaan setiap tahunnya dibebani biaya bunga. Leverage finansial
mengukur pengaruh perubahan keuntungan operasi (EBIT) terhadap perubahan
pendapatan bagi pemegang saham (EAT). Yang mempengaruhi pendapatan pemilik
adalah besarnya EBIT yang diterima dan struktur modal yang di miliki. Ukuran
tingkat leverage finansial adalah degree of financial leverage (DFL) dan untuk
mengukur besarnya DFL bias digunakan rumus sebagai berikut :
I = Bunga dalam rupiah
Dari
contoh 12.1 diatas misalnya untuk mesin A menanggung beban bunga Rp
100.000.000,- dan mesin menanggung beban bunga rp 300.000.000,-
sementara pajak yang diperhitungkan 40% maka DFL bisa dihitung sebagai berikut :
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya Variabel
|
2.500.000,-
2.000.000,-
|
2.500.000,-
1.500.000,-
|
Kontribusi marjin
Biaya tetap
|
500.000,-
100.000,-
|
1.000.000,-
500.000,-
|
EBIT
Bunga
|
400.000,-
100.000,-
|
500.000,-
300.000,-
|
EBIT
Pajan 40%
|
300.000,-
120.000,-
|
200.000,-
80.000,-
|
E A T
|
180.000,-
|
120.000,-
|
dari
perhitungan diatas, bisa dihitung DFL masing masing mesin
Dengan
DFL = 1,33 berarti apabila EBIT mengalami penurunan sebesar 50% maka EAT akan
turun sebesar 1,33 X 50% = 66,67% dengan demikian EAT mesin A akan menjadi RP
60.000.000,-
Mesin
B mempunyai DFL = 2, lebih tinggai dibanding mesin A,
sehingga bila ada penurunan EBIT 80%, maka EBIT
B akan turun 2,5 X 80% = 200% menjadi rugi RP 120.000.000,-
Bukti
:
Penjualan
A turun 40% menyebabkan EBIT A turun 50% dan EAT turun 66,67%.
Penjualan
B turun 40% menyebabkan EBIT turun 80% dan Eat turun menjadi 200%.
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya Variabel
|
1.500.000
1.200.000
|
1.500.000
900.000
|
Kontribusi marjin
Biaya Tetap
|
300.000
100.000
|
600.000
500.000
|
EBIT
Bunga |
200.000
100.000
|
100.000
300.000
|
EBT
Pajak 40%
|
100.000
40.000
|
(200.000)
80.000
|
EAT
|
60.000
|
(120.000)
|
Sedangkan
penjualan naik 40%, maka EBIT mesin A akan meningkat 50%, dan EAT A naik 66,67%
menjadi Rp 300.000.000,- sedangkan mesin B EBIT akan meningkat 80% dan EAT naik
200% menjadi Rp 360.000.000,- buktinya :
Keterangan
|
Mesin A
|
Mesin B
|
Penjualan (000)
Biaya variabel
|
3.500.000
2.800.000
|
3.500.000
2.100.000
|
Kontribusi marjin
Biaya tetap
|
700.000
100.000
|
1.400.000
500.000
|
EBIT
Bunga
|
600.000
100.000
|
900.000
300.000
|
EBT
Pajak 40%
|
500.000
200.000
|
600.000
240.000
|
EAT
|
300.000
|
360.000
|
Dari
contoh tersebut leverage finansial bisa
dimanfaatkan untuk menafsir perubahan laba bagi pemegang saham (EAT) yang
diakibatkan perubahan EBIT.
2.4. Leverage Kombinasi
Kita
juga bias mengetahui secara langsung efek perubahan penjualan terhadap
perubahan laba untuk pemegang saham atau EAT yaitu combine leverage. Leverage kombinasi adalah pengaruh perubahan
penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak.
2.5. Indifferent Point
Dalam
memenuhi suber dananya manajemen dihadapkan pada beberapa alternative sumber
pendanaan. Apakah dengan modal sendiri atau dengan pinjaman (modal asing). Mana
yang dipilih dari modal alternative yang ada, tidak menjadi masalah asal bisa
meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham yang diukur dengan earning per
share (EPS) atau return on equity (ROE).
Dalam
memilih sumber dana perlu diketahui pada tingkat EBIT beberapa apabila
dibelanjai dengan modal sendiriatau hutang menghasilkan EPS atau ROE sama. EBIT
pada kondisi diatas disebut indifferent point. Indifferent point adalah tingkat
ebit yang dapat menyamakan keuntungan bagi pemegang saham dengan berbagai
kombinasi leverage factor. Leverage factor merupakan imbangan angtara hutang
dengan modal sendiri. Pada indifferent point tersebut berapapun leverage factor
akan menghasilkan EPS atau ROE sama.
Dimana :
X = EBIT
pada indifferent point
c =
bunga hutang (Rp)
t =
Pajak
S1 =
Jumlah lembar saham yang dibelanjai modal sendiri
S2 =
Jumlah lembar saham yang dibelanjai modal asing
Contoh Soal :
Suatu
perusahan bekerja dengan modal sebesar RP400.000.000 yang tetrdiri dari 40.000
lembar saham biasa pada tahun yang akan datang perusahan akan berusahj
meningkat keuntangaan sebelum pajak (EBIT) menjadi Rp90.000.000 utk itub perlu
ada tanbahan dana sebesar Rp 100.000.000 pajak yang ditangaung sebesar 30%
Untuk
memunhui tambahan dana ada dua alternatuf sumber dana yaitu :
a. mengeluarkan
oblilkasib dengan bunga 12% per tahun
b. mengeluarkan
saham baru dengan harga per lembar Rp
10.000
dengan
dua alternatif tersebut bisa di hitung efek dari kebijaksanaan pembelajan
tersebut
|
Dengan MS
|
Dengan MA
|
Modal
sendiri
|
Rp.
500.000.000,-
|
Rp.
400.000.000,-
|
Modal
asing
|
Rp.
|
Rp.
100.000.000,-
|
Total
modal
|
Rp.
500.000.000,-
|
Rp.
500.000.000,-
|
Jumlah
lembar saham
|
50.000
lembar
|
40.000
lembar
|
EBIT
|
Rp.
90.000.000,-
|
Rp.
90.000.000.-
|
Bunga
|
Rp.
|
Rp.
12.000.000
|
EBT
|
Rp.
90.000.000,-
|
Rp.
78.000.000,-
|
Pajak
30 %
|
Rp.
27.000.000,-
|
Rp.
23. 400.000,-
|
EAT
|
Rp.
63.000.000,-
|
Rp.
54.600.000,-
|
ROE
|
12,60%
|
13,65%
|
EPS
|
1.260
|
Rp.
1.365,-
|
Dengan
demikian, tambahan dengan hutang obligasi lebih menguntungkan karena EPS dan
ROE lebih besar.
Sedangkan
titik indifferentnya adalah :
C
= 12% x 100.000.000,- = 12.000.000,-
t
=
0,3
S1 =
50.000
S2
= 40.000
X(1-0,3) = (X-12.000.000) (1-0,3
50.000 40.0000
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Dalam memenuhi kebutuhan modal tetap perusahaan bisa
menggunakan modal sendiri atau pinjaman dari pihak lain yang
tentunya akan menanggung beban bunga. Dalam penggunakan modal
sendiri atau pinjaman maka diperlukan analisis leverage. Leverage adalah penggunaan
sumber dana atau aktiva tetap dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menanggung
biaya tetap atau menanggung beban tetap.
3.2. Saran
Demikian makalah dari kelompok
kami, kami sadar dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan oleh sebab
itu kami mohon maaf, semoga makalah kami bermanfaat untuk kita semua yang
membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.
Sutrisno,MM, 2013, Manajemen
Keuangan eori, Konsep dan Aplikasi,
Ekonosia Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta